Hadiri Kajian Ahad Pagi MTA, Kapolda Jateng Ucapkan Terima Kasih Pemilu Berlangsung Kondusif
SOLO- Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St., M.K. hadiri kajian ahad pagi MTA Kota Surakarta di Gedung MTA Pusat Jl. Ronggowarsito No.111A Kel. Timuran, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Minggu (28/04/2024).
Yang mana Kapolda Jateng menghadiri kegiatan tersebut didampingi oleh Wakapolda Jateng Brigjen. Pol. Drs. Agus Suryonugroho, S.H.M.Hum, PJU Polda Jateng, Kapolresta Surakarta Kombes.Pol. Iwan Saktiadi, SIK.MH.MSi, Kapolres jajaran Solo Raya.
Dalam kunjungannya Kapolda Jateng beserta rombongan disambut langsung oleh Pimpinan Pusat MTA Al Ustadz Nur Kholik Syaifulloh, LC.,M.Hum dan ketua umum MTA Prof. Drs. Mugijatna, M.Si., P.hD. serta jajaran pengurus pusat MTA Surakarta.
Didepan ratusan jamaah MTA yang hadir Kapolda Jateng Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St., M.K menyampaikan bahwa beliau 12 tahun yang lalu hadir juga dalam kegiatan nafar, yang mana kegiatan nafar adalah kegiatan bersosialisasi syiar agama Islam di wilayah seluruh Indonesia.
Selain itu beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para jamaah terkait Harkamtibmas di wilayah Jawa Tengah berlangsung kondusif selama gelaran Operasi Mantap Brata Pemilu dan Operasi Ketupat Candi 2024
"Kami sampaikan ucapan terima kasih saya sebagai Kapolda Jawa Tengah. bahwa wilayah harkamtibmas kita sangat kondusif sekali, selama gelaran pemilu, arus mudik, arus balik telah kita laksanakan dengan baik," ucap Irjen. Pol. Drs. Ahmad Luthfi.
"Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, jadi demokrasi itu adalah menghargai suatu perbedaan, ini yang selalu kita dengungkan, bahwa kita boleh berbeda tetapi persatuan dan kesatuan adalah di atas segala-galanya," ujarnya.
"Tugas polisi adalah sama dengan para Ustadz, sama dengan bapak ibu saat nafar, yaitu Amar ma'ruf nahi munkar. Oleh karenanya tugas polisi adalah saat bapak Ibu lahir sampai dengan mati adalah tugas dari polisi. dan mulianya sama dengan para ustad. cuma bedanya kalau para ustad, para jamaah MTA sekalian, lebaran masih bisa pulang, masih bisa mudik, kalau polisi tidak pernah pulang saat lebaran," urai Kapolda.
Kapolda Jateng mengatakan bahwa kota Solo adalah barometer di Indonesia, sehingga menarik bagi para pelaku tindak pidana terorisme. Dan di Solo ada kelompok tertentu yang menganggap perbedaan itu adalah musuh. mereka adalah kelompok intoleran yang menganggap suatu perbedaan adalah permusuhan.
"Oleh sebab itu kami minta masukan kepada warga MTA sekalian, banggalah dengan kita karena kita selalu bersama dengan masyarakat. Bahwa Islam itu adalah agama yang rahmatan lil alamin. Dan Lewat media ini kita bisa memilih dan memilah bahwa perbedaan adalah suatu rahmat bagi kita semua," pinta Kapolda
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada para jamaah bahwa pelaksanaan tugas dari mulai Pemilu Pileg dan Pilpres sudah berakhir hampir selesai tinggal pelantikan. perbedaan kemarin merupakan suatu Rahmat, persatuan harus kita utamakan, dalam rangka membangun bangsa Indonesia. ke depan peliharalah Harkamtibmas dengan bapak ibu bekerja sama dengan Polisi, jangan jauhi polisi-polisi kita, sehingga kebersamaan ini akan kita lanjutkan. kalau suasana ini kita pelihara, minimal wilayah kita khususnya Jawa Tengah Baldatun Toyibatun Wal Ghofur," pungkas Kapolda.
Komentar Berita